Idola Keluarga Muslim (Seri 4): Pengaruh Positif Teladan yang Baik Bagi Keluarga

Pengaruh positif teladan yang baik bagi keluarga

Di antara pengaruh positif teladan yang baik adalah hikmah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala sebutkan dalam ayat tersebut di atas,

وَكُلا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ

Dan semua kisah para rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran, serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (QS Huud: 120).

Dalam ayat ini jelas sekali menunjukkan bahwa kisah-kisah dalam al-Quran tentang ketabahan dan kesabaran para Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam memperjuangkan dan mendakwahkan agama Allah sangat berpengaruh besar dalam meneguhkan hati dan keimanan orang-orang yang beriman di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ketika menafsirkan ayat ini, Imam Ibnu Katsir berkata, “Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: semua yang kami ceritakan padamu tentang kisah para Rasul shallallahu ‘alaihis salam yang terdahulu bersama umat-umat mereka, ketika mereka berdialog dan beradu argumentasi (dengan umat-umat mereka), ketabahan para Nabi ‘alaihis salam dalam (menghadapi) pengingkaran dan penyiksaan (dari musuh-musuh mereka), serta bagaimana Allah menolong golongan orang-orang yang beriman dan menghinakan musuh-musuh-Nya (yaitu) orang-orang kafir, semua ini adalah termasuk perkara yang (membantu) meneguhkan hatimu, wahai Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, agar engkau bisa mengambil teladan dari saudara-saudaramu para Nabi yang terdahulu.” (Kitab Tafsir Ibnu Katsir, 2/611).

Imam Abu Hanifah pernah berkata, “Kisah-kisah (keteladanan) para ulama dan duduk di majelis mereka lebih aku sukai daripada kebanyakan (masalah-masalah) fikih, karena kisah-kisah tersebut (berisi) adab dan tingkah laku mereka (untuk diteladani).” (Dinukil oleh Imam Ibnu ‘Abdil Barr dengan sanadnya dalam kitab Jaami’u Bayaanil ‘Ilmi wa Fadhlihi, no. 595).

Demikian pula termasuk manfaat besar teladan yang baik bagi keluarga adalah menumbuh suburkan rasa kagum dan cinta dalam diri mereka kepada orang-orang bertakwa dan mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang ini merupakan sebab utama meraih kemuliaan yang agung di sisi Allah Ta’ala, yaitu dikumpulkan bersama orang-orang shaleh tersebut di surga kelak, karena seseorang akan dikumpulkan bersama orang yang dicintainya pada hari kiamat nanti.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Engkau bersama orang yang kamu cintai (di surga kelak).” Sahabat yang mulia, Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, yang meriwayatkan hadits ini dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, berkata, “Kami (para sahabat radhiallahu ‘anhum) tidak pernah merasakan suatu kegembiraan (setelah masuk Islam) seperti kegembiraan kami sewaktu mendengar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,Engkau bersama orang yang kamu cintai (di surga kelak)”, maka aku mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar dan Umar radhiallahu ‘anhuma, dan aku berharap akan (dikumpulkan oleh Allah shallallahu ‘alaihi wa sallam) bersama mereka (di surga nanti) karena kecintaanku kepada mereka, meskipun aku belum mengerjakan amalan seperti amalan mereka.” (Hadits shahih riwayat al-Bukhari, no. 3485 dan Muslim, no. 2639).

Penutup

Demikianlah, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa memudahkan kita untuk mengambil teladan dan petunjuk yang baik dari kisah-kisah para Nabi ‘alaihish shalatu was salam dalam al-Quran, serta memuliakan kita dengan dikumpulkan di surga kelak bersama para Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, para shidiq, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang shaleh, Amin.

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(-Nya), mereka itu akan (dikumpulkan) bersama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: para Nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. an-Nisaa’: 69).

وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين

Kota Kendari, 26 Shafar 1431 H

Penulis: Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, M.A.
Artikel www.manisnyaiman.com

Artikel terkait:

Idola Keluarga Muslim (Seri 1): Fenomena Pemilihan Idola dalam Masyarakat

Idola Keluarga Muslim (Seri 2): Memilih Teladan dan Idola yang Baik Bagi Keluarga

Idola Keluarga Muslim (Seri 3): Menjadikan Diri Sebagai Teladan dalam Keluarga

1 comment

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *