Keutamaan Orang Yang Selalu Mengumandangkan Adzan

عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِى سُفْيَانَ t قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ: « الْمُؤَذِّنُونَ أَطْوَلُ النَّاسِ أَعْنَاقًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ » روه مسلم

Dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Para mu’adzdzin (orang-orang yang selalu mengumandangkan adzan) adalah orang-orang yang paling panjang lehernya pada hari kiamat nanti”[1].

Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan orang yang selalu mengumandang-kan adzan, karena sifat yang disebutkan disebutkan dalam hadits di atas berhubungan dengan keutamaan besar bagi para mu’adzdzin. Oleh karena itu, beberapa ulama, seperti Imam an-Nawawi رحمه الله dan Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin رحمه الله, menjadikan hadits ini sebagai argumentasi yang menunjukkan bahwa mengumandangkan adzan lebih utama dari pada menjadi imam dalam shalat berjamaah[2].

Dalam beberapa hadits shahih lainnya, Rasulullah ﷺ menjelaskan keutamaan besar mengumndangkan adzan, seperti sabda beliau ﷺ: “Seandainya manusia mengetahui besarnya keutamaan mengumandangkan adzan dan (menempati) shaff pertama (dalam shalat berjama’ah) lalu mereka tidak mendapatkan (cara untuk meraih keutamaan tersebut) kecuali dengan melakukan undian maka niscaya mereka mau mengadakan undian untuk itu”[3].

 

Beberapa faidah penting yang dapat kita petik dari hadits ini:

– Makna “panjang leher” dalam hadits ini ada beberapa pendapat dari para ulama, yang semuanya menunjukkan keutamaan para mu’adzdzin. Ada yang mengatakan maknanya bahwa mereka adalah orang yang paling banyak mengharapkan rahmat Allah ﷻ, artinya mereka paling banyak mendapatkan pahala di sisi-Nya. Ada juga yang mengatakan bahwa maknanya mereka akan diselamatkan di padang masyhar nanti ketika manusia ditenggelamkan dengan keringat mereka sendiri. Ada juga yang mengatakan bahwa mereka akan menjadi pemimpin manusia pada hari kiamat. Ada juga yang mengatakan bahwa mereka adalah orang paling cepat masuk Surga. Dan ada juga yang mengatakan bahwa mereka adalah orang yang paling banyak amal kebaikannya[4].

– Sebagaian dari para ulama menjelaskan bahwa keutamaan ini didapatkan, dengan taufik dari Allah ﷻ, karena Para mu’adzdzin selalu mengucapkan dua kalimat syahadat dalam adzan yang mereka kumandangkan setiap shalat lima waktu[5].

– Keutamaan mengumandangkan adzan ini tentu tidak bisa diraih oleh setiap, karena tidak semua orang pantas untuk mengumandangkan adzan, yang pantas mengumandangkannya adalah seorang muslim yang memiliki suara yang lantang, nyaring dan keras, serta memenuhi kriteria lainnya. Oleh karena itu, ketika shahabat yang mulia, ‘Abdullah bin Zaid bin ‘Abdi Rabbihi menyampaikan lafazh adzan yang beliau dengar/lihat dalam mimpinya kepada Rasulullah ﷺ, setelah membenarkan hal tersebut, Rasulullah ﷺ tidak lantas menyuruhnya mengumandangkan adzan, tapi Rasulullah ﷺ bersabda: “Sampaikanlah lafazh adzan yang kamu lihat dalam mimpimu itu kepada Bilal (radhiyallahu ‘anhu), karena dia lebih lantang dan keras suaranya daripada kamu”[6].

 

وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين

Kota Kendari, 28 Dzulqo’dah 1438 H                                                                                                  Abdullah bin Taslim al-Buthoni

[1] HSR Muslim (no. 387).

[2] Lihat kitab “Faidhul Qadiir”(1/456) dan “asy-Syarhul mumti’” (1/362-363).

[3] HSR al-Bukhari (1/222) dan Muslim (no. 437).

[4] Lihat kitab “Syarhu shahiihi Muslim” (4/92) dan “Faidhul Qadiir”(1/456).

[5] Lihat penjelasan Imam al-Munawi dalam kitab “Faidhul Qadiir”(2/299).

[6] HR Abu Dawud (no. 499), Ibnu Majah (no. 706) dan lain-lain, dinytakan shahih oleh Syaikh al-Albani رحمه الله.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *