Hadits Palsu Tentang Keutamaan Memakai Pakaian Wol

بسم الله الرحمن الرحيم

     عن أبي أمامة الباهلي  قال: قال رسول الله : (( عليكم بلباس الصوف تجدوا حلاوة الإيمان في قلوبكم وعليكم بلباس الصوف تجدوا قلة الأكل وعليكم بلباس الصوف تعرفون به في الآخرة ))

     Dari Abu Umamah al-Bahili  bahwa Rasulullah  bersabda: “Hendaknya kalian memakai (pakaian dari) wol (bulu domba), maka kalian akan merasakan manisnya iman dalam hati. Hendaknya kalian kalian memakai (pakaian dari) wol (bulu domba), maka kalian akan merasakan (keinginan untuk) sedikit makan. Dan Handaknya kalian memakai (pakaian dari) wol (bulu domba), maka kalian akan dikenal dengan (pakaian) itu di Akhirat (nanti)”.

Hadits ini dikeluarkan oleh Imam al-Hakim[1], al-Baihaqi[2], ad-Dailami[3] dan Ibnul Jauzi[4], semuanya dari jalur Muhammad bin Yunus al-Kudaimi, dari ‘Abdullah bin Dawud at-Tammar, dari Isma’il bin ‘Ayyasy, dari Tsaur bin Yazid, dari Khalid bin Ma’dan, dari Abu Umamah, dari Rasulullah .

Hadits ini adalah hadits palsu, dalam sanadnya ada rawi yang bernama Muhammad bin Yunus al-Kudaimi, dia tertuduh memalsukan hadits. Imam Abu Bakr bin Wahb at-Tammar berkata: “Abu Dawud tidak menampakkan (tuduhan) dusta terhadap seseorang kecuali terhadap al-Kudaimi dan Gulam khalil”[5]. Imam Ibnu ‘Adi berkata: “Dia tertuduh memalsukan dan mencuri hadits, mengaku bertemu orang-orang (para rawi hadits) padahal dia tidak pernah bertemu mereka, serta mengaku meriwayatkan (hadits) dari mereka padahal mereka tidak mengenalnya. Mayoritas guru-guru kami meninggalkan riwayat (hadits) darinya”[6]. Imam Ibnu Hibban berkata: “Dia memalsukan hadits atas (nama) rawi-rawi hadits yang terpercaya secara jelas, dan barangkali dia telah memalsukan lebih dari seribu hadits”[7]. Imam ad-Daraquthni berkata: “Dia tertuduh memalsukan hadits”[8].

Hadits ini dihukumi sebagai hadits palsu oleh Imam Ibnul Jauzi[9], Imam asy-Syaukani[10], dan Syaikh al-Albani dalam kitab “Silsilatul ahaadiitsidh dha’iifah wal maudhuu’ah” (1/206, no. 90).

Hadits ini juga diriwayatkan dari jalur lain dari Abu Umamah , dikeluarkan oleh Imam ad-Dailami dalam kitab “Musnadul Firdaus” (2/281). Riwayat ini juga palsu, karena dalam sanadnya ada rawi yang bernama Ahamd bin ‘Abdillah al-Jaubari, dia seorang pendusta yang terkenal[11].

Hadits yang semakna juga diriwayatkan dari Abu Hurairah , bahwa Rasulullah  bersabda: “Barangsiapa yang ingin merasakan manisnya iman maka hendaknya dia memakai (pakaian dari) wol (bulu domba)”.

Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Ibnu ‘Adi dalam kitab “al-Kamil” (3/252), dan dihukumi oleh Imam Ibnul Jauzi dan Imam asy-Syaukani sebagai hadits yang palsu, karena dalam sanadnya ada rawi yang bernama Sulaiman bin Arqam, para ulama Ahli hadits meninggalkan riwayat haditsnya (karena kelemahannya yang fatal)[12].

Imam asy-Syaukani berkata: “Hadits ini palsu serta memiliki beberapa jalur periwayatan dan lafazh (yang berbeda-beda), (tapi semuanya) tidak shahih”[13].

Juga dari jalur lain dari Abu Hurairah , dikeluarkan oleh Imam Ibnul Jauzi[14], dan jalur inipun dihukumi palsu oleh Imam Ibnul Jauzi, karena dalam sanadnya ada rawi yang bernama Ahamd bin ‘Abdillah al-Jaubari, dia seorang pendusta dan pemalsu hadits.

Kesimpulannya, hadits ini adalah hadits palsu dari semua jalur periwayatannya dengan semua lafazhnya yang berbeda-beda.

Oleh karena itu, hadits ini tidak boleh dijadikan sandaran untuk menetapkan keutamaan memakai pakaian dari wol (bulu domba), sebagaimana yang diyakini oleh sebagaian orang-orang bodoh dari kalangan Ahli Tasawuf.

Bahkan memakai pakaian dengan ciri tertentu dan meyakini ada keutamaannya tanpa ada landasan argumentasi dari al-Qur-an dan hadits yang shahih dari Rasulullah , ini adalah termasuk perbuatan bid’ah (mengada-adakan sesuatu yang baru tanpa ada contohnya dari petunjuk Allah  dan Rasul-Nya ) dalam agama Islam.

Bahkan, pakaian seperti itu sangat dikhawatirkan termasuk dalam ancaman yang disebutkan dalam hadits Rasulullah : “Barangsiapa yang memakai pakaian (untuk) dikenal (karena berbeda dengan yang lain) maka Allah akan memakaikan padanya pakaian kehinaan kemudian dibakar dengan api Neraka”[15].

Yang dimaksud ‘pakaian untuk dikenal’ dalam hadits ini mencakup pakaian indah/mewah yang dipakai dengan tujuan untuk menarik perhatian dan membanggakan diri atau pakaian buruk/rendah yang dipakai dengan tujuan untuk membuat orang menilainya memiliki sifat zuhud dan tidak cinta dunia[16].

وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين

Kota Kendari, 16 Ramadhan 1434 H
Abdullah bin Taslim al-Buthoni

 


[1] Dalam kitab “al-Mustadrak” (1/81).

[2] Dalam kitab “Syu’abul iimaan” (5/151).

[3] Dalam kitab “Musnadul Firdaus” (2/281).

[4] Dalam kitab “al-Maudhuu’aat” (3/48).

[5] Dinukil oleh Imam Ibnu Hajar dalam “Tahdziibut tahdziib” (9/476).

[6] Kitab “al-Kaamil fi dhu’afaa-ir rijaal” (6/292-293).

[7] Kitab “al-Majruuhiin” (2/313).

[8] Kitab “Suaalaatu Hamzah as-Sahmi” (hal. 111, no. 74).

[9] Dalam kitab “al-Maudhuu’aat” (3/48).

[10] Dalam kitab “al-Fawa-idul majmuu’ah” (hal. 192).

[11] Lihat kitab “Silsilatul ahaadiitsidh dha’iifah wal maudhuu’ah” (1/208).

[12] Lihat kitab “al-Maudhuu’aat” (3/48).

[13] Kitab “al-Fawa-idul majmuu’ah” (hal. 192).

[14] Dalam kitab “al-Maudhuu’aat” (3/49).

[15] HR Abu Dawud (2/441) dan Ibnu Majah (2/1192), dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani.

[16] Lihat kitab “Jilbaabul mar-atil muslimah” (hal. 214-215).

1 comment

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *