Hadits yang Sangat Lemah Tentang Keburukan Utang

Dari Mu’adz bin Jabal radhiallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Utang itu adalah celaan (keburukan) bagi agama (seseorang)”.
Hadits ini adalah hadits yang sangat lemah bahkan bisa jadi hadits palsu, karena dalam sanadnya ada perawi yang bernama Abdullah bin Syabib Abu Sa’id ar-Rib’iy, imam adz-Dzahabi berkata tentangnya: “Dia adalah ahli sejarah yang sangat tinggi ilmunya, akan tetapi dia sangat lemah (dalm meriwayatkan hadits)”. Bahkan Ibnu Khirasy menuduhnya mengambil dan meriwayatkan hadits-hadits palsu dari para pendusta[2].

Published
Categorized as Hadits

Keutamaan Menyantuni Anak Yatim

Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya[1].

Keutamaan Membaca Surat Al-Ikhlas

Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi (Allah) yang jiwaku di tangan-Nya, sesungguhnya surah al-Ikhlas sebanding (dengan) sepertiga al-Qur’an”

Al-Hasiib, Yang Maha Memberi Kecukupan

Maka makna nama Allah ‘Azza wa Jalla al-Hasiib adalah Yang Maha Mencukupi hamba-hamba-Nya dalam semua kebutuhan mereka, baik dalam urusan agama maupun urusan dunia, Dia yang memudahkan bagi mereka segala kebaikan dan mencegah dari mereka segala keburukan[9].

Al-Waduud, Yang Maha Mencintai Hamba-hamba-Nya yang Shaleh

Syaikh ‘Abdur Rahman as-Sa’di berkata: “Makna al-Waduud yang termasuk nama-nama Allah ‘Azza wa Jalla (yang maha indah) adalah bahwa Dia mencintai hamba-hamba-Nya yang beriman dan merekapun mencintai-Nya[9]. Sebagaimana firman-Nya:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ}

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari (meninggalkan) agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah-lembut terhadap orang-orang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siap yang dihendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui” (QS al-Maaidah:54).

Agar Nafkah Keluarga Menjadi Berkah

Agama Islam yang sempurna telah mengatur dan menjelaskan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh kaum muslimin untuk menyelenggarakan semua urusan dalam hidup mereka, untuk kemaslahatan dan kebaikan mereka dalam urusan dunia maupun agama. Tidak terkecuali dalam hal ini, masalah yang berhubungan dengan mengatur dan membelanjakan rizki/penghasilan, semua telah diatur dalam Al-Qur’an dan hadits-hadits yang shahih, dengan tujuan untuk membimbing orang-orang yang beriman agar mereka meraih keberkahan dan keutamaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam pembelanjaan harta mereka yang sesuai dengan petunjuk-Nya.

Keutamaan Membaca Surat al-Mulk

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Satu surat dalam al-Qur’an (yang terdiri dari) tiga puluh ayat (pada hari kiamat) akan memberi syafa’at (dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala) bagi orang yang selalu membacanya (dengan merenungkan artinya) sehingga Allah mengampuni (dosa-dosa)nya, (yaitu surat al-Mulk): “Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan/kekuasaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”. Dalam riwayat lain: “…sehingga dia dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga”

Keutamaan Memiliki Banyak Anak

Dari Ma’qil bin Yasar al-Muzani radhiallahu ‘anhu dia berkata: Seorang lelaki pernah datang (menemui) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata: Sesungguhnya aku mendapatkan seorang perempuan yang memiliki kecantikan dan (berasal dari) keturunan yang terhormat, akan tetapi dia tidak bisa punya anak (mandul), apakah aku (boleh) menikahinya? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidak (boleh)”, kemudian lelaki itu datang (dan bertanya lagi) untuk kedua kalinya, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali melarangnya, kemudian lelaki itu datang (dan bertanya lagi) untuk ketiga kalinya, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Nikahilah perempuan yang penyayang dan subur (banyak anak), karena sesungguhnya aku akan membanggakan (banyaknya jumlah kalian) dihadapan umat-umat lain – dalam riwayat lain: para Nabi ‘alaihimussalam[1] – (pada hari kiamat nanti)”[2].

Berdoalah Sebelum Berhubungan Suami Istri

Dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika salah seorang dari kalian (suami) ketika ingin mengumpuli istrinya, dia membaca doa: “Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezki[1] yang Engkau anugerahkan kepada kami”, kemudian jika Allah menakdirkan (lahirnya) anak dari hubungan intim tersebut, maka setan tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya”